Sabtu, 09 April 2011

PEMBUATAN TOMAT RASA KURMA


Buah Tomat bisa diolah menjadi produk olahan pangan, yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai cita rasa, persis rasa kurma atau sering disebut produk olahan manisan tomat.

Tomat merupakan komoditi hortikultura yang tersedia melimpah karena dibudidayakan di hampir di seluruh wilayah Indonesia ini, dan semua lapisan masyarakat pasti menggunakan tomat untuk membuat bahan masakan maupun minuman jus buah. Buah tomat digemari dan dikonsumsi oleh banyak orang Indonesia.

Kebiasaan petani tomat kebanyakan menjualnya sebagai buah segar, begitu juga para pedagang sehingga kalau tidak laku atau harganya jatuh, buahnya banyak menjadi busuk dan diabuang begitu saja, sebagai sampah.

Secara basional produksi tomat besar sekali, sehingga produk olahan manisan tomat ini juga bisa dijadikan peluang usaha, bagi masyarakat pedesaan, dalam upaya menambah pendapatannya karena proses pembuatannya yang sangat mudah dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat.
Bahan - bahan yang digunakan dalam proses pembuatan torakur adalah sebagai berikut :

☻1 Kg Tomat masak segar dengan diameter 3 – 4 cm, lebih bagus kalau dipetik langsung dari pohon.

☻Gula putih 200 Gram.

☻Air kapur secukupnya (dengan campuran air 1 liter + 1 sendok makan kapur).

Adapun teknik pembuatan torakur ada beberapa tahap yaitu :

☻Buah tomat dicuci bersih dan setelah itu ditusuki dengan tusuk gigi, dibeberapa tempat. Selanjutnya buah tomat ditekan – tekan / dipijit – pijit guna mengeluarkan air dan biji di dalam buah tomat sehingga tuntas, tinggalah daging buahnya saja.

☻Tomat selanjutnya direndam dalam air kapur sampai tenggelam selama 2 jam. Angkat buah tomat kemudian dicuci lagi sampai bersih, lalu tiriskan sampai tidak ada air yang menempel pada buah tomat.
☻Masukkan buah tomat dan gula putih dalam wajan. Masak dengan api sedang supaya hasil manisan warnanya lebih bagus (tidak gosong), diaduk – aduk setiap saat dan pemasakan ini dilakukan selama kurang lebih 1 jam, jadilah manisan.

☻Manisan tomat dijemur diterik matahari selama lebih kurang 1 hari penyinaran, sehingga buah tomat bentuk dan rasanya seperti buah kurma, baru kemudian dikemas dan dapat dipasarkan ke konsumen atau di simpat ditempat yang kering dan tidak lembab atau juga dapat disimpan didalam lemari pendingin.

PEMBENIHAN IKAN GURAMI

1. Pendahuluan
Ikan Gurami adalah ikan peliharaan yang berasal dari rawa. Badannya pipih memanjang, warna kecoklatan dan bintik hitam pada dasar sirip dada. Sirip perut yang panjang berfungsi sebagai alat peraba. Sekarang ini ikan gurami mempunyai nilai ekonomis yang baik, sehingga permintaan pasar terhadap ikan gurami terus meningkat dan harganya pun cukup mahal. Oleh karena itu apabila kita dapat mebudidayakan sendiri, maka hasilnya akan lebih menguntungkan. Untuk keberhasilan pembudidayaan ikan gurami, pembenihan adalah merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih.

II. Penentuan Induk

A. Penentuan Induk Yang Baik.
Untuk memperoleh benih gurami yang baik dibutuhkan induk – induk ikan yang baik dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Induk gurami mulai dapat dipijahkan pada umur 3 tahun dengan berat badan minimal 1,5 Kg dan yang terbaik pada umur 4 – 5 tahun dengan barat badan ± 2 Kg.
2. Bentuk tubuhnya baik, beisi, sisiknya mulus dan tidak cacat.
3. Pada induk betina warnanya harus bersih yang menunjukkan sifat baik n berbiaknya akan memuaskan. Sedangkan untuk induk jantan harus berdahi lengkung, tegak dan berwarna kehitam – hitaman.

B. Perbedaan Induk Jantan dan
Betina
1. Induk Gurami Jantan
a. Terdapat tonjolan diatas
kepala.
b. Dasar sirip dada agak
keputih-putihan.
c. Tutup insang ((operculum)
kekuning-kuningan
d. Ujung sirip ekor relatif rata.

2. Induk Gurami Betina
a.Kepala tidak mempunyai tonjolan.
b. Dasar sirip dada agak hitam.
c. Tutup insang ((operculum)
putih agak kecoklatan.
d. Ujung sirip ekor melengkung.
C. Ciri-ciri Induk Untuk Dipijahkan
1. Induk Jantan
a.Keduarusuk bagia perut membentuk sudut tumpul.
b.Sisiknya sedikit agak terbuka.
c. Pada sirip tampak urat-urat rambut berwarna kemerah-merahan

2. Induk Betina
a. Bagian perut menunjukkan warna terang
b. Sisik agak terbuka
c. Pada sirip menampakkan urat-urat rambut berwarna kemera-merahan

III. Persiapan Kolam
Dalam pembenihan ikan gurami, persiapan pengadaan kolam pemijahan harus memenuhi syarat antara lain :
a. Air pada kolam harus jernih dan tenang, kedalaman airnya 0,75 – 1,00 meter.
b. Buatkan kerangka sarang berbentuk kerucut dengan diameter ± 30 cm, dipasang agak berjauhan pada kedalaman ± 20 cm dibawah permukaan air.
c. Untuk tiap induk disiapkan sebuah kerangka sarang
d. Sediakan secukupnya ijuk atau sabut kelapa yang sudah bersih dan diletakkan dekat kerangka sarang sebagai bahan pembuat sarang oleh ikan.
e. Padat penebaran dilakukan untuk satu ekor induk dengan luas kolam 7 – 10 M².
f. Satu ekor induk jantan dapat dipijahkan dengan empat ekor induk betina didalam satu kolam.



IV. Pemijahan
Setelah persiapan kolam dan sarang selesai dilakukan maka langkah pemijahan daapat dilakukan sebagai berikut :
1. Induk ikan gurami jantan dan induk ikan gurami betina yang telah matang telur dimasukkan kedalam kolam pemijahan. Biasanya induk jantan akan segera membuatkan sarang dari bahan pembuat sarang yang telah dipersiapkan sampai selesai.
2. Minggu pertama induk jantan akan kawin dengan induk betina pertama dan ini dapat dilihat dengan tertutupnya mulut sarang oleh bahan pembuat sarang, berarti telur berada didalam sarang. Biasanya induk betinya selalu berjaga-jaga disekitar sarang.
3. Kemudian induk jantan membuat sarang lagi untuk induk betina yang kedua. Setelah selesai lalu memijah lagi dengan induk tersebut, dimana mulut sarangnya ditutup lagi dan seterusnya samapi semua induk betina yang berada pada kolam tersebut.
4. Untuk membuktikan adanya telur didalam sarang dapat ditusukkan lidi ketengah sarang, kalau keluar butiran seperti butiran minyak berarti sarang tersebut telah berisi telur – telur ikan.

V. Penetasan Telur
Telur ikan gurami yang terdapat dalam sarang biasanya telah menetas sepuluh hari setelah lubang sarang tertutup. Penetasan telur ikan yang terdapat dalam sarang ada 3 cara yakni :
1. Penetasan didalam kolam pemijahan
a.Kebersihan air harus tetap terjaga, karena akan mempengaruhi kondisi telur yang akan menetas.
b. Telur yang ada dalam sarang dibiarkan di kolam pemijahan.
c. Pada hari ke 11 atau 12 setelah sarang tertutup, anak ikan gurami bersama sarang diambil untuk dijual atau dipilihara pada tempat yang lain.
d. Apabila anak ikan tersebut dipilihara pada tempat pedederan, harus diberi pelindung satu tangkai daun kelapa untuk satu sarang.

2. Penetasan dalam wadah terapung
dikolam.
a. Wadah yang digunakan adalah ember atau kotak kayu yang diletakkan terapung di kolam dan bagian dasarnya diberi lobang sebesar 10 cm dan dilapisi dengan kawat kasa.
b. Anak ikan gurami yang berumur lima hari dipindahkan kewadah yang akan digunakan. Untuk satu sarang dapat menggunakan tiga wadah.
c. Gunakan pelampung agar wadah tetap pada tempatnya dan diikatkan pada sebatang patok.
d. Air dalam wadah harus diganti dua kali sehari dengan cara mengangkat wadah sampai dasarnya dan diturunkan kembali seperti posisi semula.
e. Setelah umur dua minggu anak ikan diberi makanan tambahan seperti dedak halus atau kuning telur dan diberikan dua kali sehari.
f. Seminggu kemudian sebaiknya anak ikan tersebut dipilihara dikolam pendederan.

3. Penetasan dalam paso atau ember
a. Siapkan 2 – 3 buah paso atau ember untuk tiap sarang ikan gurami.
b. Usahakan paso atau ember yang berisi 10 liter air, dan diisi hanya ¾ bagian.
c. Sarang yang baru diisi telur dipindahkan kedalam 2 – 3 paso atau ember dan ditempatkan pada tempat yang mendapat sinar matahari pagi (jam 7.30 – 8.00).
d. Air dalam paso atau ember harus di9ganti 2 kali sehari.
e. Setelah anak ikan berumur 2 minggu sebaiknya dipilihara di kolam pendederan.
(Sumber Tulisan : LIPTAN Balai Informasi Pertanian Jambi)

S E K I A N

Jumat, 08 April 2011

BUDIDAYA TERNAK ITIK

1. SEJARAH SINGKAT


Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

2. SENTRA PETERNAKAN
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang
mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

3. J E N I S
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3) Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

4. MANFAAT
1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1).
Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5. Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen

6.2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1) Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

2) Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

3) Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).

6.3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2. Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
4.
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
a. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
c. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
5.
6. Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.


7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

8. P A N E N
8.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
8.2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga

9. PASCA PANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a) Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b) Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c) Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d) Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e) Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya itik di Semarang tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Permodalan
a. Modal kerja
- Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000
- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp 108.000.000,-
Rp 4.000.000,-
b. Modal Investasi
- Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,-
Rp 18.000.000,-
Jumlah kebutuhan modal
Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
- Bunga (menurun) 20% /tahun
- Masa tanggung angsuran 1 tahun
- Lama kredit 3 tahun Rp 130.000.000,-

2) Biaya-biaya
a. Biaya kelancaran usaha dan lain-lain Rp 4.000.000,-
b. Biaya tetap
- Biaya pengambalian kredit:
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III
- Biaya penyusutan kandang:
- biaya penyusutan kandang tahun I
- biaya penyusutan kandang tahun II
- biaya penyusutan kandang tahun III

Rp 14.723.000,-
Rp 86.125.000,-
Rp 73.125.000,-

Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-
Rp 3.600.000,-

3) Biaya tidak tetap
a. Biaya pembayaran ransum:
- biaya ransum tahun I
- biaya ransum tahun II
- biaya ransum tahun III
Rp 245.700.000,-
Rp 453.600.000,-
Rp 453.600.000,-
b. Biaya pembayaran itik siap produksi:
- pembayaran tahun I
- pembayaran tahun II
- pembayaran tahun III
Rp 108.000.000,-
-
-
c. Biaya pembayaran obat-obatan:
- biaya pembayaran obat-obatan tahun I
- biaya pembayaran obat-obatan tahun II
- biaya pembayaran obat-obatan tahun III
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
Rp 2.457.000,-
Rp 4.536.000,-
Rp 4.436.000,-

4) Pendapatan
a. Penjualan telur tahun I Rp 384.749.920,-
b. Penjualan telur tahun II Rp 615.600.000,-
c. Penjualan telur tahun III Rp 615.600.000,-
d. Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- Rp 5.700.000,-

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

BUDIDAYA MENTIMUN

I. PENDAHULUAN


Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).


II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.

2.2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.


III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6>3.3. Penanaman
- Siram bibit dalam polibag dengan air
- Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
- Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
- Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
- Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
- Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
- Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
- Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

3.5. Pemupukan:



3.6. Hama dan Penyakit
3.6.1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA


3.6.2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.


3.7. Panen
3.7.1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

3.7.2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.7.3.Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.
23.53.00 | |

STANDARISASI P4S

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) sebagai kelembagaan pelatihan pertanian yang dibangun, dimiliki, dan dikelola oleh petani, baik secara perorangan maupun kelompok adalah salah satu bentuk nyata partisipasi aktif petani dalam proses pembangunan pertanian melalui peningkatan jiwa dan semangat kewirausahaan
agribisnis, penyebaran informasi dan teknologi, kepada petani dan masyarakat lainnya.
Untuk melindungi keberadaan serta mengembangkan P4S yang sudah berjalan baik, maka diperlukan pembinaan yang terencana, teratur, dan berkesimbungan. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian cq. Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian bersama UPT Pelatihan pertanian pusat/daerah, pengurus pusat Forum
Komunikasi (FK) P4S nasional maupun daerah sepakat melakukan upaya pembinaan P4S secara strategis dan konseptual melalui penyelenggaraan Standarisasi, dan
akreditasi P4S.

Standarisasi, dan akreditasi P4S dimaksudkan untuk menentukan kualifikasi kelembagaan dan tingkat kelayakan P4S, sehingga diperoleh dasar yang tepat dalam menentukanlangkah-langkah pengembangannya serta salah satu bentuk pengakuan formal P4S.

Standarisasi P4S dilaksanakan berdasarkan criteria atau tolok ukur persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk menentukan klasifikasi P4S. Persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk suatu P4S adalah sebagai berikut:
1. Memiliki lahan/obyek usaha tani/obyek industri perdesaan di bidang pertanian/agribisnis yang layak dicontoh, ditiru, dan dipelajari oleh petani atau masyarakat lainnya. Jenis materi tersebut antara lain: manajemen usahatani; teknologi budidaya, penanganan panen, dan pengolahan pasca panen; pemasaran; pengembangan usaha; kecakapan hidup (Life Skills); serta materi lainnya.
2. Melayani kegiatan masyarakat untuk berkunjung, berkonsultasi, belajar,dan atau berlatih. Bentuk pelayanan direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sesuai kaidah normatif dan berdasarkan kesepakatan antara pengelola dengan pengguna.
3. Memiliki sarana/prasarana yang memenuhi standar minimal sesuai bidang usahataninya.



4. Memiliki tempat akomodasi bagi peserta, baik di rumah petani pengelola maupun tempat lain di sekitarnya.
5. Memiliki tempat bertatap muka dan belajar.
6. Memiliki rencana kegiatan berlatih-melatih secara tertulis.6
7. Memiliki fasilitator, pelatih, serta tenaga asistensi lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung manajemen penyelenggaraan pelatihan.
8. Memiliki struktur organisasi kepengurusan P4S yang dilengkapi dengan rincian tugas fungsi, serta tanggung jawab masing-masing secara jelas.
9. Memiliki sumber dana yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan program-program pembelajaran/ pelatihan di P4S, dapat berasal dari: dana swadana,
pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga/In-stansi terkait, perusahaan/industri.
10. Memiliki pembukuan administrasi umum P4S, terdiri dari : buku tamu; inventarisasi barang; buku agenda surat masuk dan keluar; buku daftar peserta pelatihan; stempel; buku notulen rapat; buku daftar anggota binaan; buku nota kerjasama/kemitraan dan adminis-trasi keuangan.
11. Memiliki buku-buku modul pembelajaran, materi/kurikulum pelatihan dan sertifikat pelatihan.

12. Memasang papan nama P4S lengkap dengan alamat.
13. Mempunyai program kerja P4S jangka pendek dan jangka tahunan.
14. Memiliki Bagan struktur organisasi P4S,

Sumber photo: Ir. Lindung Widyaiswara Bapeltan Jambi dan Photo pribadi
SUMBER : BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN PUSAT PENGEMBANGAN PELATIHAN PERTANIAN 2007 dalam POSYANLUH PERTANIAN Kamis, 03 Maret 2011

Participatory Rural Appraisal

Participatory Rural Appraisal adalah Penilaian/pengkajian/penelitian (keadaan)
desa secara partisipatif ( harafiah) Cara pengkajian PRA ini digunakan untuk memahami kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Karena perlu dilakukan pengakajian PRA ini disebabkan selama ini bahwa :
a. Banyak hasil- pembangunan tidak menyentuh kebutuhan – kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan oleh masyarakat.
b. Keterlibatan masyarakat hanyalah sebagai pelaksana, masyarakat bukan sebagai pemilik, sehingga dukungan masyarakat terhadap program bersifat pura-pura.
c. Keterlibatan masyarakat kurang mendidik dan kurang menjamin keberlanjutan program, karena prakarsa dan ketrampilan hanya dimiliki orang luar.

Muncul Pemikiran Tentang Pendekatan Partisipatoris adalah karena Perlunya membanding pendekatan program yang bersifat top down dengan pendekatan program secara partisipatif (bottom-up), Sebagai variabel pembanding antara lain : unsur manajemen, pendekatan, model, tujuan, strategi, sumber informasi, peran penyuluh, kedudukan pelaku utama, pendanaan, program penyuluhan, materi penyuluhan, metode pembelajaran, serta untuk Menemukan cara untuk mewujudkan pendekatan yang partisipatif secara praktis dilapangan

2. Unsur – unsur metode PRA
Adapun unsur – unsur yang ada di dalam penyusunan PRA adalah sebagai berikut :
a. Proses Belajar
- Berbagai pengetahuan dan pengalaman peserta belajar
- Saling bertukar pengalaman dan pengetahuan

Metode Penyuluhan Pertanian

Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau & mampu menggunakan inovasi baru.

Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah :
agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yg tepat & berhasil guna, agar kegiatan penyuluhan pertanian yg dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yg dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani & anggota keluarganya dapat berdayaguna & berhasilguna.

Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian adalah :
Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat utk menerapkan sesuatu.
Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yg memberi pengaruh baik.
Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dg kegiatan lainnya.

Prinsip dalam metode penyuluhan pertanian meliputi:
1. Upaya Pengembangan berpikir kreatif :
Prinsip ini dimaksudkan melalui penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan petani yg mandiri, mampu mengatasi permasalahan yg dihadapi & mampu mengembangkan kreativitasnya.

2. Tempat yg paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran :
Prinsip ini mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan yg dihadapi.

3. Setiap individu terkait dg lingkungan sosialnya :
Prinsip ini mengingatkan penyuluh bahwa keputusan yg diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.

4. Ciptakan hubungan yg akrab dg sasaran :
Keakraban hubungan penyuluh & sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian.
a. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi :
1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contoh
: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP,
kursus tani, demonstrasi karyawisata, pameran;
2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), pesan disampaikan melalui
perantara (medium atau media), contoh : publikasi dalam bentuk cetakan,
poster, siaran radio/TV, pertunjukan film.

b. Berdasarkan jumlah sasaran yg dicapai digolongkan menjadi :
1) pendekatan perorangan, contoh : kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-
menyurat, hubungan telepon;
2) pendekatan kelompok, contoh : diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau
hasil), karyawisata, temu lapang, kursus tani;
3) pendekatan massal, contoh : pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV,
pemasangan poster, pemasangan spanduk, penyebaran bahan bacaan (folder,
leaflet, brosur).

c. Berdasarkan indera penerima digolongan menjadi :
1) yg diterima indera penglihatan, contoh : poster, film, pemutaran slide;
2) yg diterima indera pendengaran, contoh : siaran TV/radio, pidato, ceramah,
hubungan telepon;
3) yg diterima beberap indera, contoh : demonstrasi (cara atau hasil), siaran TV
, pameran.

Jenis-jenis Metode Penyuluhan Pertanian
1). Ceramah
- Ceramah adalah menyampaikan informasi kepada sasaran pada suatu rapat/pertemuan
- Tujuan : menyampaikan informasi yg lengkap & cepat dg penjelasan mendalam
- Teknik pelaksanaan :
a. Isi ceramah disesuaikan dg program/kegiatan penyuluh
b. Siapkan topik yg akan disampaikan sebaik-baiknya
c. Beritahukan kepada peserta tentang topik yg akan dibahas
d. Gunakan alat peraga/alat bantu
e. Beri selebaran utk menambah pengertian & mendalami masalah
f. Sebanyak mungkin sertakan peserta dalam pembahasan masalah
- Manfaat
a. Efektivitasnya tinggi
b. Informasi yg disampaikan dapat lebih mendalam
- Kelemahan
Menjemukan apabila materi ceramah disampaikan dg cara yg kurang baik & tanpa alat peraga

2). Demonstrasi
- Metode demonstrasi adalah menunjukkan suatu cara atau pembuktian suatu hasil usaha tani yg lebih baik secara bertahap
- Tujuan :
a. Meyakinkan petani terhadap suatu cara yg lebih baik &
menguntungkan
b. Menunjukkan hasil suatu cara baru
c. Memperlihatkan suatu keuntungan dari suatu anjuran
d. Memberi kesempatan kepada petani utk berperan aktif
e. Memberi kesempatan kepada petani utk meningkatkan
pengetahuan & ketrampilan secara nyata
- Teknik :
a. Prademonstrasi
* Menentukan isi peragaan
* Mempersiapkan penyajian
b. Pada saat demonstrasi dilaksanakan
* Menempatkan posisi audience/tempat duduk agar dapat
memperhatikan peragaan dg baik
* Setiap langkah proses demonstrasi diperagakan secara hati-hati
* Tuntaskan peragaan tiap langkah sebelum beralih pada peragaan
berikutnya
* Berilah penjelasan mengapa, bagaimana & kapan langkah itu
tepat dilakukan. Tulislah butir-butir inti yg penting dalam papan
tulis
* Peragaan hendaknya mendapat tahapan penjelasan secara lisan atau
dg alat bantu
* Berikan kesempatan pada audience utk mencoba peragaan secara
langsung
* Rangsanglah audience utk bertanya
* Berikan waktu utk berdiskusi
* Berikan rangkuman apa yg telah dilakukan dalam proses peragaan
tersebut
- Jenis Demonstrasi
A. Berdasarkan Materi
a. Demonstrasi Cara
Tujuan : untuk meningkatkan kecakapan & ketrampilan dari
para sasaran
Contoh : pemupukan, penggunaan alat perontok
b. Demonstrasi Hasil
Tujuan : agar sasaran mau & mampu menerapkan teknologi yg
didemostrasi
Contoh : pembuatan pupuk bokasi
c. Demonstrasi Cara & Hasil
Tujuan : Peragaan cara yg memperagakan cara sekaligus hasilnya
agar sasaran memiliki kecakapan & ketrampilan serta
mampu menerapkan dalam usahataninya
B. Berdasarkan Materi & Demonstratornya
a. Demonstrasi Plot Usahatani (Demplot)
Demonstrasi dilakukan secara perorangan dg mengusahakan komoditi
tertentu dg luasan 0,1-0,5 ha atau satu unit usaha peternakan keluarga
b. Demonstrasi Usahatani secara kelompok (Demfarm)
Demonstrasi dilakukan oleh kelompok tani dg luasan 1-5 ha utk komoditi
yg memerlukannya
c. Demonstrasi Usahatani gabungan kelompok (Dem Area)
Demonstrasi dilakukan secara bersama antar kelompok tani dalam satu
wilayah/hamparan
3). Anjangsana/Kunjungan rumah atau tempat usaha
- Adalah kunjungan terencana penyuluh ke rumah/tempat usaha petani
- Tujuan :
a. Penyampaian informasi & atau melakukan bimbingan penerapan teknologi
b. Menjalin keakraban & menumbuhkan kepercayaan petani kepada penyuluh
- Teknis pelaksanaan :
a. Kunjungan sebaiknya dilakukan secara terencana
b. Usahakan agar waktu kunjungan tidak mengganggu petani
c. Bila mungkin siapkan brosur atau bahan lain sebagai bahan informasi
d. Bersikaplah ramah, bersahabat & penuh rasa kekeluargaan
e. Jangan bersikap terlalu resmi atau menggurui
f. Catat : hasil kunjungan, masalah yg dibicarakan & yg belum terpecahkan, pesan petani dalam bentuk risalah
- Manfaat :
a. Membantu memecahkan masalah petani secara langsung
b. Hubungan persahabatan, kekeluargaan, kepercayaan dapat dibina dg baik
c. Mempercepat proses adopsi
- Kelemahan :
a. Memakan banyak waktu & tenaga
b. Jumlah petani yg dapat dikunjungi terbatas karena terbatasnya penyuluh

4). Kursus Tani
Kursus tani merupakan proses belajr mengajar yang khusus diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.

5). Magang
Magang merukan proses belajar mengajar anatar petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman kerjanya pada suatu usatani dalam keadaan sesungguhnya di lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahanya.




6). Mimbar sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antar kelompok andalan dan berkesinambungan untuk membicarakan memusyawarah-kan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian.

7). Pameran
Pameran merupakan usaha untuk memperhatikan atau mempertunjuk-kan model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, mengguggah hati dan membangkitkan keinginan serta bila memungkin tahap menyakinkan diharapkan dapat juga tercapai

8). Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan dengan aturan tertentu untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal

9). Pertemuan Diskusi
- Adalah pertemuan dg jumlah peserta tidak lebih dari 20 orang, biasanya diadakan utk bertukar pendapat tentang kegiatan yg akan dilakukan atau utk mengumpulakan saran dalam memecahkan masalah
- Tujuan : Mengajak petani membicarakan & memecahkan masalah yg ada
- Teknik :
a. Perlu ditetapkan pemimpin diskusi, penulis & narasumber. Pemimpin & narasumber disesuaikan dg materi yg dibicarakan
b. Semua peserta diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya
c. Kesimpulan & sara dibuat diakhir pertemuan & disepakati peserta
- Manfaat :
a. Menumbuhkan kreativitas
b. Menumbuhkan rasa memiliki & bertanggung jawab terhadap kegiatan
- Kelemahan :
a. Kemungkinan utk mendapatkan orang2 yg berpartisipasi baik sulit
b. Keputusan yg diambil kemungkinan tdk dpt memuaskan semua orang

Peranan pemimpin diskusi :
a. Sebagai pengatur lalu lintas :
- Menujukan pertanyaan pada anggota kelompok tertentu
- Menjaga agar tidak semua anggota berbicara serempak tanpa mengindahkan mengambil bagian secara bergilir
- Mencegah dikuasainya diskusi oleh orang tertentu yg gemar berbicara
- Membuka kesempatan kepada orang tertentu yg pemalu atau pendiam agar menyumbangkan ide
- Mengatur tiap pembicaraan dapat ditangkap dg jelas oleh pendengar

b. Sebagai dinding penangkis
Menerima pertanyaan2 dari peserta & dikembalikan pada kelompok sehingga tidak terjadi tanya jawab antara sebagian kecil peserta saja

c. Sebagai penunjuk jalan, langkah yg harus dipahami & dijadikan pedoman adalah :
- Masalah apa yg dihadapi
- Soal penting mana yg terdapat dalam masalah tersebut
- Kemungkinan jawaban yg bagaimanakah yg dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi terhadap suatu masalah
- Hal apa & yg mana telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan
- Tindakan apa yg sudah direncanakan, siapa yg meaksanakan & kapan



10). Temu Karya
Temu karya merupakan pertemuan antar petani untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu ketrampilan dan pengetahuan untuk diterapkan

11). Temu Lapang
Temu lapang meruapakan pertemuan antara petani dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang tenologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan baik dari petani.

12). Temu Tugas
Temu tugas merupakan pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan, penelitian pengaturan & pelayanan dalam lingkup pertanian.

13). Temu Usaha
Temu usaha merupakan pertemuan antara petani dengan pengusaha dibidang pertanian

14). Temu Wicara
Merupakan pertemuan petani dg pemerintah utk bertukar pikiran ttg kebijakan pemerintah dalam pembangunan, khususnya pertanian serta mengenai keinginan, gagasan & pelaksanaan pembangunan oleh petani di lapangan.

15). Widyawisata
Merupakan perjalanan bersama yg dilakukan kelompok tani, utk belajar dg melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yg sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat.

16). Karyawisata
Merupakan perjalanan bersama yg dilakukan kelompok tani, untuk belajar sambil bekerja, melihat penerapan teknologi dalam keadaan sesungguhnya.

17). Sekolah Lapang
Merupakan kegiatan pertemuan berkala sekelompok petani pada hamparan tertentu, yg diawali dg membahas masalah yg sedang dihadapi, kemudian diikuti curah pendapat, berbagi pengalaman tentang alternatif & pemilihan cara pemecahan masalah yg paling efektif & efisien sesuai dg sumberdaya yg dimiliki.


Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Pertimbangan dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian :
Karakteristik sasaran (tingkat pengetahuan; ketrampilan dan sikap sasaran; kondisi sosial budaya sasaran penyuluhan; banyaknya sasaran yang dicapai).
Sumber daya penyuluh (Ilmu; Keterampilan; Sikap; Materi Penyuluhan; Sarana dan Biaya)
Karakteristik daerah (Musim dan iklim; Keadaan usahatani; Keadaan lapangan)
Kebijaksanaan pemerintah

LANGKAH-LANGKAH PEMILIHAN METODE PENYULUHAN
1. Menghimpun dan Menganalisa Data
a. Sasaran
(1) Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan jumlah
masing-masing golongan dan keseluruhan

(2) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan

(3) Bentuk-bentuk usaha tani sasaran

(4) Ketersedian mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju

b. Penyuluh dan kelengkapannya
(1) Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan
penyuluhan
(2) Materi penyuluhan/pesan
(3) Sarana dan prasarana penyuluhan
(4) Biaya yang ada
c. Keadaan Daerah dan Kebijaksanaan Pemerintah

(1) Musim/Iklim
(2) Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman
(3) Perhubungan jalan, listrik dan telepon
(4) Kebijaksanaan pemerintah Pusat dan Daerah
setempat setelah mempunyai data dasar, ditetapkan
tahap penerapan sasaran

2. Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian
a. Metode dg pendekatan masal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan
minat & keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya
b. Metode dg pendekatan kelompok dipergunakan untuk dapat memberikan informasi
yg lebih rinci tentang teknologi atau praktek. Membantu seseorang dari tahap
menginginkan ke mencoba atau sampai menerapkan
c. Metode pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba
hingga menerapkan
d. Faktor lain yg memegang peranan adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat.
Penyuluh yg belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi &
kondisi daerah kerjanya yg terbaik adalah pendekatan perorangan.

3. Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian
Apabila lebih dan satu metode penyuluhan yang terpilih, maka pelaksanaannya
dapat di lakukan sebagai berikut :
a. pengulangan: Misalnya kursus tani I diulang dengan yang ke II
dan seterusnya dengan materi yang berlanjut
b. Urutan: Misalnya kursus tani diikuti karyawisata, perlombaan dll
c. Kombinasi: Misalnya pada waktu demontrasi usaha tani
sekali dilaksanakan lomba antar peserta dan publikasi hasil.
Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Metode penyuluhan pertanian yang ditentukan harus dapat
mengembangkan swakarsa dan swadaya petani sasaran.
b. Metode penyuluhan pertanian yang ditetapkan harus dapat
memungkinkan disampaikannya penyuluhan yang sesuai dengan
sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu,
mudah diterima dan dimengerti, pengguna fasilitas dan media secara
berhasil guna
c. Metode yang digunakan lebih efisien dan efektif bagi penyuluh
d. Harus dapat memungkinkan kelanjutan pelaksanaannya.
e. Harus memungkinkan turut sertanya secara aktif dari sasaran.
f. Biayah yang diperlukan dalam pelaksanaan metode penyuluhan
pertanian yang terpilih relatif lebih murah
sumber tulisan :Diposkan oleh POSYANLUH PERTANIAN